MI INSTAN BERBAHAYA, BENARKAH..?


Benarkah Mi Instan Berbahaya ?
Sampai saat ini para orang tua bahkan sebagian dokter masih kawatir dan takut akan bahaya mi instan. Padahal berkali-kali BPOM mengatakan bahwa mi instan dijamin aman, pengawetnya aman dan tidak berbahaya dikonsumsi dalam jumlah tertentu atau kewajaran. TetapInilah keunikan klasik masyarakat Indonesia, masyarakat sangat fobi dengan mi instans kemasan yang sudah berstandard Internasional tetapi tidak kawatir dengan mi produksi lain berupa mi tradisonal dan mi kemasan “home product” lainnya yang masih tidak diketahui jenis dan jumlah bahan pengawetnya.
Waspadai Pada Anak
Sebagai manusia modern di masa depan tidak akan pernah terlepas dari pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup. Bahan kimia tersebut dalam jumlah dan jenis tertentu akan saling berinteraksi dengan suatu cara-cara tertentu untuk menimbulkan respon pada sistem biologi yang dapat menimbulkan kerusakan pada sistem biologi tersebut. Salah satu unsur toksikologi adalah agen-agen kimia atau fisika yang mampu menimbulkan respon pada sistem biologi.
Selanjutnya cara-cara pemaparan merupakan unsur lain yang turut menentukan timbulnya efek-efek yang tidak diinginkan ini. Tetapi mekanisme tubuh sudah demikian sempurna. Berbagai zat berbahaya tersebut dalam jumlah tertentu dapat dibuang ke luar tubuh manusia melalui organ hati sebagai alat detoksifikasi tubuh manusia.
Kondisi tubuh setiap individu juga sangat berpengaruh. Pada manusia sehat pada umumnya mungkin zat pengawet tersebut tidak terlalu berdampak karena sistem tubuh yang baik dapat mengeliminasi dan mengeluarkan zat kimia tersebut dalam tubuh. Tetapi pada penderita tertentu khususnya usia anak, sistem tubuhnya tidak berjalan sempurna, sehingga zat kimia tersebut sulit dibuang dari tubuh dan akan tersimpan dan menganggu fungsi tubuh lainnya. Hal ini harus diwaspai pada usia anak dengan gangguan saluran cerna seperti Hipermeabilitas Intestinal atau dikenal dengan Leaky Gut Syndrome. Gangguan hipersensitifitas saluiran cerna ini biasanya terjadi pada penderita alergi makanan, seliak, intoleransi makanan, penderita Autism, ADHD dan berbagai penderita gangguan metabolisme lainnya. Pada gangguan hipersensitifitas saluran cerna tersebut terjadi ketidak matangan saluran cerna. Secara mekanik integritas mukosa usus dan peristaltik merupakan pelindung masuknya benda asing ke dalam tubuh.
Secara kimiawi asam lambung dan enzim pencernaan menyebabkan denaturasi zat asing tersebut. Secara imunologik sIgA pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina propia dapat menangkal benda berbahaya masuk ke dalam tubuh. Pada usus imatur sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan gagal berfungsi sehingga memudahkan alergen, virus, bakteri berbagai bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh. Dengan pertambahan usia, ketidakmatangan saluran cerna tersebut semakin membaik. Pada penderita seperti ini sebaiknya harus lebih mewaspadai penggunaan bahan pengawet termasuk mi instan.
Gejala gangguan hipersensitifitas saluran cerna yang harus diwaspadai adalah gangguan sulit buang air besar berupa sulit buang air besar atau sering buang air besar. Suliut buang air besar biasanyaa ditandai dengan berak sering bulat seperti kotoran kambing, keras, negeden, warna hijau atau hitam dan berbau taja,. Sedangkan sering buang air besar biasanya berak 3 kali atau lebih dalam sehari atau berak di celana. Gejala saluran cerna lainnya adalah mudah muntah, nyeri perut, mulut berbau, sering kembung, sering buang angin, air liur berlebihan, lidah sering kotor dan putih dan berbagai gejala lainnya.









Komentar